Tafsiran para ahli purbakala seperti Groenevelt, L.C.Westernenk dan Hellfich didalam menghubungkan bukti bukti memiliki pendapat yang berbeda beda namun secara garis besar didapat benang merah kesamaan dan acuan yang tidak diragukan didalam menganalisa bahwa Sekala Brak merupakan cikal bakal bangsa Lampung.
Dalam buku The History of Sumatra karya The Secretary to the President and the Council of Port Marlborough Bengkulu, William Marsdn, 1779, diketahui asal-usul Penduduk Asli Lampung. Didalam bukunya William Marsdn mengungkapkan "If you ask the Lampoon people of these part, where originally comme from they answere, from the hills, and point out an island place near the great lake whence, the oey, their forefather emigrated…". "Apabila tuan-tuan menanyakan kepada Masyarakat Lampung tentang dari mana mereka berasal, mereka akan menjawab dari dataran tinggi dan menunjuk ke arah Gunung yang tinggi dan sebuah Danau yang luas.."
Dari tulisan ini bisa disimpulkan bahwa yang dimaksud danau tersebut ialah Danau Ranau. Sedangkan Gunung yang berada dekat Danau adalah Gunung Pesagi, Sebagaimana juga ditulis Zawawi Kamil (Menggali Babad & Sedjarah Lampung) disebutkan dalam sajak dialek Komering/Minanga: "Adat lembaga sai ti pakaisa buasal jak Belasa Kapampang, Sajaman rik tanoh pagaruyung pemerintah bunda kandung, Cakak di Gunung Pesagi rogoh di Sekala Berak, Sangon kok turun temurun jak ninik puyang paija, Cambai urai ti usung dilom adat pusako" Terjemahannya berarti "Adat Lembaga yang digunakan ini berasal dari Belasa Kepampang (Nangka Bercabang), Sezaman dengan ranah pagaruyung pemerintah bundo kandung, Naik di Gunung Pesagi turun di Sekala Berak, Memang sudah turun temurun dari nenek moyang dahulu, Sirih pinang dibawa di dalam adat pusaka, Kalau tidak pandai tata tertib tanda tidak berbangsa".
Dalam catatan Kitab Tiongkok kuno yang disalin oleh Groenevelt kedalam bahasa Inggris bahwa antara tahun 454 dan 464 Masehi disebutkan kisah sebuah Kerajaan Kendali yang terletak diantara pulau Jawa dan Kamboja. Prof. Wang Gungwu dalam majalah ilmiah Journal of Malayan Branch of the Royal Asiatic Society dengan lebih spesifik menyebutkan bahwa pada tahun tahun 441, 455, 502, 518, 520, 560 dan 563 yang mulia Sapanalanlinda dari Negeri Kendali mengirimkan utusannya ke Negeri Cina. Menurut L.C. Westenenk nama Kendali ini dapat kita hubungkan dengan Kenali Ibukota Kecamatan Belalau sekarang. Nama Sapalananlinda itu menurut kupasan dari beberapa ahli sejarah, dikarenakan berhubung lidah bangsa Tiongkok tidak fasih melafaskan kata Sribaginda, ini berarti Sapanalanlinda bukanlah suatu nama.
Hal diatas membuktikan bahwa pada abad ke 3 telah berdiri Kerajaan Sekala Brak Kuno yang belum diketahui secara pasti kapan mulai berdirinya. Kerajaan Sekala Brak ini dihuni oleh Buay Tumi dengan Ibu Negeri Kenali dan Agama resminya adalah Hindu Bairawa. Hal ini dibuktikan dengan adanya Batu Kepampang di Kenali yang fungsinya adalah sebagai alat untuk mengeksekusi Pemuda dan Pemudi yang tampan dan cantik sebagai tumbal dan persembahan untuk para Dewa.
Kerajaan Sekala Brak menjalin kerjasama perdagangan antar pulau dengan Kerajaan Kerajaan lain di Nusantara dan bahkan dengan India dan Negeri Cina. Prof. Olivier W. Wolters dari Universitas Cornell, dalam bukunya Early Indonesian Commerce, Cornell University Press, Ithaca, New York, 1967, hal. 160, mengatakan bahwa ada dua kerajaan di Asia Tenggara yang mengembangkan perdagangan dengan Cina pada abad 5 dan 6 yaitu Kendali di Andalas dan Ho-lo-tan di Jawa. Dalam catatan Dinasti Liang (502-556) disebutkan tentang letak Kerajaan Sekala Brak yang ada di Selatan Andalas dan menghadap kearah Samudra India, Adat Istiadatnya sama dengan Bangsa Kamboja dan Siam, Negeri ini menghasilkan pakaian yang berbunga, kapas, pinang, kapur barus dan damar.
Dari Prasasti Hujung Langit (Hara Kuning) bertarikh 9 Margasira 919 Caka yang di temukan di Bunuk Tenuar Liwa terpahat nama raja di daerah Lampung yang pertama kali ditemukan pada prasasti. Prasasti ini terkait dengan Kerajaan Sekala Brak kuno yang masih dikuasai oleh Buay Tumi. Prof. Dr. Louis-Charles Damais dalam buku Epigrafi dan Sejarah Nusantara yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Jakarta, 1995, halaman 26-45, diketahui nama Raja yang mengeluarkan prasasti ini tercantum pada baris ke-7, menurut pembacaan Prof. Damais namanya adalah Baginda Sri Haridewa.
Lebih jauh lagi Sekala Brak Hindu adalah juga merupakan cikal bakal Sriwijaya, dimana saat persebaran awal dimulai dari dataran tinggi Pesagi dan Danau Ranau satu kelompok menuju keselatan menyusuri dataran Lampung dan kelompok yang lain menuju kearah utara menuju dataran palembang (Van Royen:1927). Bahkan seorang keturunan dari Sekala Brak Hindu adalah merupakan Pendiri dari Dinasti Sriwijaya adalah Dapunta Hyang Sri Jayanaga yang memulai Dinasti Sriwijaya awal dengan ibu negeri Minanga Komering (Arlan Ismail:2003).
Berdasarkan Warahan dan Sejarah yang disusun didalam Tambo, dataran Sekala Brak yang pada awalnya dihuni oleh suku bangsa Tumi ini mengagungkan sebuah pohon yang bernama Belasa Kepampang atau nangka bercabang karena pohonnya memiliki dua cabang besar, yang satunya nangka dan satunya lagi adalah sebukau yaitu sejenis kayu yang bergetah. Keistimewaan Belasa Kepampang ini bila terkena cabang kayu sebukau akan dapat menimbulkan penyakit koreng atau penyakit kulit lainnya, namun jika terkena getah cabang nangka penyakit tersebut dapat disembuhkan. Karena keanehan inilah maka Belasa Kepampang ini diagungkan oleh suku bangsa Tumi.
4 komentar:
data ini harusnya disebutkan sumber nya ya....ini kan dari tulisan yang ada di wikipedia tantang sejarah Lampung.....anda pernah baca blom sumber2 yg menjadi bahan tulisan wikipedia seperti yang tertulis di atas biar ada analisa anda sendiri yang lebih menambah informasi dan greget terhadap penulisan sejarah yang benar
data ini harusnya disebutkan sumber nya ya....ini kan dari tulisan yang ada di wikipedia tantang sejarah Lampung.....anda pernah baca blom sumber2 yg menjadi bahan tulisan wikipedia seperti yang tertulis di atas biar ada analisa anda sendiri yang lebih menambah informasi dan greget terhadap penulisan sejarah yang benar
Kebalik bos, justru wikipedia yang datanya dari kita...
Buku The History of Sumatra Tidak Pernah Menyatakan Bahwa Skala Brak Adalah Asal Usul Bangsa Lampung
Beberapa pengamat asal Lampung Barat, yang sudah pasti mendukung teori Skala Brak sebagai asal usul bangsa Lampung sering menyertakan buku The History of Sumatra sebagai salah satu rujukannya. Tepatnya kalimatnya sebagai berikut :
"If you ask the Lampoon people of these parts from whence they originally came they answer, from the hills, and point out an inland place near the great lake from whence they say their forefathers emigrated..."
Saya rasa kalimat tersebut tidak perlu saya terjemahkan, since you are an internet browser!
OK, setelah membaca kalimat tersebut memang tampak seolah masyarakat Lampung yang dimaksud mengatakan bahwa ia berasal dari tempat yang tinggi dengan danau yang besar. Namun benarkah buku tersebut mengatakan hal seperti itu?
Maka perkenankan saya untuk meluruskan apa yang dimaksud dalam buku karya William Marsden tersebut.
Untuk itu kita lihat kalimat yang lebih lengkap :
"It is probably within but a very few centuries that the south-west coast of this country has been the habitation of any considerable number of people; and it has been still less visited by strangers, owing to the unsheltered nature of the sea thereabouts, and want of soundings in general, which renders the navigation wild and dangerous for country vessels; and to the rivers being small and rapid, with shallow bars and almost ever a high surf. If you ask the Lampoon people of these parts from whence they originally came they answer, from the hills, and point out an inland place near the great lake from whence they say their forefathers emigrated: and further than this it is impossible to trace".
Pembahasan :
the south-west coast of this country : Pantai/Pesisir Barat Daya dari negeri Lampung tentu Lampung Barat
less visited by strangers : kurang/jarang didatangi orang asing pendatang
unsheltered nature of the sea thereabouts : tentu yang dimaksud Samudera Hindia
ever a high surf : sungai yang dimaksud Way Besai
the Lampoon people of these parts : orang-orang yang ditanya pada bagian yang spesifik / Lampung Barat (sesuai deskripsi diatas)
it is impossible to trace : mustahil untuk dilacak kebenarannya
Dari penjabaran diatas, dapat kita ketahui bahwa sesungguhnya buku tersebut tidak menyatakan bahwa asal usul bangsa Lampung dari Skala Brak. Namun itu hanya pengakuan dari masyarakat yang ada di wilayah pantai Barat / Barat daya dari negeri Lampung.
Mengenai bukti-bukti lain yang menyangkut Skala Brak, saya tidak berkompeten menjawabnya. Saya hanya meluruskan agar buku The History of Sumatra tidak dijadikan dasar klaim bahwa Skala Brak adalah asal usul bangsa Lampung. Sebab kalimat dalam buku tersebut sedang membahas masyarakat Lampung Barat, bukan Lampung seluruhnya.
Sekian.
Posting Komentar